Cara Mengatasi Sick Building Syndrome agar Karyawan Sehat!

sick building syndrome
Sick building syndrome bikin karyawan mudah lelah dan tidak fokus? Yuk, atasi dengan langkah mudah! Temukan cara menciptakan kantor sehat dan produktif di sini!

Sick Building Syndrome bukanlah isu yang dapat diabaikan begitu saja, terutama jika perusahaan menginginkan produktivitas karyawan yang optimal. Tanpa disadari, kondisi gedung kantor yang tampak biasa saja dapat menjadi sumber berbagai keluhan kesehatan dan penurunan performa kerja karyawan.

Pahami fenomena ini untuk menciptakan kantor yang benar-benar sehat dan nyaman. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Sick Building Syndrome?

Sick Building Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika penghuni sebuah bangunan mengalami gejala kesehatan yang tidak dapat dijelaskan secara spesifik dan biasanya membaik setelah meninggalkan bangunan tersebut. 

Fenomena ini pertama kali diperhatikan pada tahun 1970-an, ketika banyak kantor modern dengan ventilasi tertutup mulai bermunculan.

Dampak Sick Building Syndrome terhadap perusahaan tidak bisa dianggap remeh. Selain menurunkan produktivitas kerja, kondisi ini juga berpotensi meningkatkan angka absensi, menurunkan semangat kerja, hingga memperbesar risiko turnover karyawan.

Studi yang dilakukan di Kantor Pemerintahan Kota Tangerang menunjukkan bahwa sebanyak 75,8% karyawan terindikasi mengalami Sick Building Syndrome. 

Temuan ini menjadi alarm penting bagi perusahaan untuk mulai lebih serius memperhatikan kondisi fisik bangunan dan kualitas udara di lingkungan kerja.

Lingkungan yang tidak tertangani dengan baik dapat secara perlahan menurunkan kenyamanan kerja dan produktivitas karyawan. 

Tanpa penanganan yang menyeluruh dan berkelanjutan, dampaknya bukan hanya terasa pada karyawan, tetapi juga pada stabilitas dan kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga: 7 Tugas Cleaning Service Kantor untuk Kebersihan Maksimal

6 Penyebab Sick Building Syndrome

Sick Building Syndrome tidak muncul secara tiba-tiba. Sindrom ini merupakan akumulasi dari berbagai faktor lingkungan yang kurang ideal di dalam gedung, khususnya ruang kerja yang tertutup dan digunakan dalam waktu lama. Berikut beberapa penyebabnya:

1. Ventilasi Udara yang Tidak Memadai

Ventilasi yang buruk menjadi penyebab utama Sick Building Syndrome di banyak gedung perkantoran. Tanpa sirkulasi udara yang cukup, ruangan menjadi pengap, kadar oksigen berkurang, dan polutan menumpuk di udara.

Selain itu, sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang jarang dibersihkan justru dapat menyebarkan partikel debu, jamur, dan mikroorganisme ke seluruh ruangan. 

Kondisi ini memicu keluhan pernapasan, mata gatal, serta sakit kepala pada karyawan yang terpapar terus-menerus.

2. Paparan Kimia dari Bahan Bangunan dan Furnitur

Bahan bangunan modern seperti karpet sintetis, pelapis kayu, lem, hingga cat dinding mengandung senyawa kimia berbahaya seperti formaldehida dan Volatile Organic Compounds (VOC).

Zat-zat ini mudah menguap dan mencemari udara ruangan, menyebabkan iritasi mata, tenggorokan, serta gangguan pernapasan ringan hingga kronis. 

Printer, mesin fotokopi, dan produk pembersih berbahan kimia keras juga berkontribusi terhadap meningkatnya kadar VOC di ruang kerja.

Baca Juga: 7 Perbedaan Deep Cleaning dan General Cleaning, Wajib Diketahui

3. Kelembapan dan Suhu Ruangan yang Tidak Stabil

Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu dingin, serta kelembapan udara yang rendah, berdampak langsung pada kenyamanan dan kesehatan. 

Ruangan dengan kelembapan rendah (di bawah 40%) dapat menyebabkan kulit kering, bibir pecah-pecah, dan iritasi saluran pernapasan. 

Sementara itu, suhu yang tidak konsisten memaksa tubuh beradaptasi terus-menerus, menurunkan daya tahan tubuh dalam jangka panjang.

4. Pencahayaan Buruk dan Minimnya Paparan Cahaya Alami

Ruang kerja yang kurang pencahayaan atau hanya bergantung pada lampu neon menyebabkan ketegangan mata dan kelelahan visual. 

Minimnya cahaya alami juga berdampak pada kondisi psikologis seperti stres, mood buruk, hingga depresi ringan. 

Dalam jangka panjang, pencahayaan yang buruk tidak hanya mengganggu kenyamanan visual, tetapi juga kesehatan mental.

5. Kontaminan Biologis

Lingkungan kantor yang lembap dan jarang dibersihkan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. 

AC yang jarang diservis, karpet yang penuh debu, serta area lembap di sekitar pantry atau toilet menjadi sumber utama kontaminasi biologis. Hal ini menyebabkan keluhan seperti batuk kering, bersin, dan reaksi alergi ringan hingga berat.

6. Faktor Psikososial di Lingkungan Kerja

Tidak hanya faktor fisik, tekanan psikologis di tempat kerja juga memicu Sick Building Syndrome. 

Beban kerja tinggi, minimnya dukungan sosial, suasana kerja monoton, dan keterbatasan ruang gerak menjadi pemicu stres berkepanjangan. 

Jika digabungkan dengan lingkungan fisik yang tidak nyaman, risiko Sick Building Syndrome meningkat secara signifikan.

Apa Ciri-Ciri Sick Building Syndrome?

Untuk mengenali apakah kantor Anda termasuk dalam kategori bangunan yang memicu Sick Building Syndrome, berikut gejala yang umum dialami karyawan:

  • Sakit Kepala Berulang: Muncul saat berada di kantor, membaik setelah pulang.

  • Mata Kering dan Iritasi: Akibat sirkulasi udara buruk atau AC yang kotor.

  • Hidung Tersumbat dan Tenggorokan Gatal: Dipicu oleh debu, jamur, atau bahan kimia pembersih.

  • Kulit Kering dan Gatal: Disebabkan oleh kelembapan ruangan yang rendah.

  • Kelelahan: Akibat pengapnya ruangan dan kurangnya oksigen.

  • Gangguan Konsentrasi: Karena pencahayaan buruk, desain ruangan monoton, atau bising.

  • Stres dan Tekanan Psikologis: Dipicu oleh ventilasi minim, kebisingan, atau suasana kantor yang tidak nyaman.

Jika gejala-gejala ini muncul serempak di lingkungan kerja, ini saatnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan kantor.

Baca Juga: 10 SOP Cleaning Service Rumah Sakit yang Wajib Anda Pahami

5 Cara Mengatasi Sick Building Syndrome

Mengatasi Sick Building Syndrome memerlukan pendekatan holistik yang menyentuh berbagai aspek fisik dan psikologis dalam lingkungan kerja. Berikut lima langkah strategis yang dapat perusahaan lakukan:

1. Tingkatkan Ventilasi dan Sirkulasi Udara

Langkah pertama yaitu memastikan kantor memiliki sirkulasi udara yang baik. Bukalah jendela secara rutin jika memungkinkan, dan periksa sistem HVAC secara berkala. 

Pemasangan alat penjernih udara atau filter HEPA juga sangat disarankan untuk menyaring partikel berbahaya dan alergen dari udara dalam ruangan.

2. Gunakan Material Ramah Lingkungan

Pilihlah bahan bangunan dan furnitur yang tidak mengeluarkan zat kimia berbahaya seperti formaldehid. Cat tembok, karpet, dan lem perekat sebaiknya berbahan dasar air dan telah tersertifikasi sebagai produk low-VOC.

3. Optimalkan Pencahayaan Alami

Pencahayaan yang buruk dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mata. Upayakan untuk memaksimalkan cahaya alami di ruang kerja. Gunakan tirai transparan dan posisikan meja kerja sedekat mungkin dengan jendela.

4. Rutin Membersihkan Area Kantor

Kebersihan menjadi faktor kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Debu, jamur, dan bakteri dapat berkembang pesat jika area kantor tidak dibersihkan secara menyeluruh. 

Selain membersihkan lantai dan meja, pastikan pula area seperti ventilasi, langit-langit, dan taman luar kantor turut terawat.

Baca Juga: 7 Perbedaan OB dan Cleaning Service yang Sering Disalahpahami

5. Sediakan Area Hijau dan Ruang Relaksasi

Tanaman hijau dalam ruangan tidak hanya memperindah kantor, tetapi juga menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen segar. 

Selain itu, menyediakan ruang relaksasi seperti taman kecil atau lounge dapat membantu menurunkan tingkat stres dan memperbaiki suasana hati karyawan.

Dengan mengimplementasikan kelima langkah di atas, perusahaan telah mengambil peran proaktif dalam menurunkan risiko Sick Building Syndrome. 

Namun, agar upaya tersebut memberikan dampak jangka panjang, pemeliharaan lingkungan kerja tetap memerlukan dukungan dari pihak yang memahami standar kebersihan secara menyeluruh.

Dalam hal ini, bekerja sama dengan pihak profesional seperti SOS, yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan kebersihan ruang kantor, dapat membantu memastikan bahwa lingkungan kerja tetap sehat dan mendukung produktivitas setiap hari.

Tingkatkan Kebersihan Kantor Anda dengan Layanan dari SOS

Sebagai perusahaan outsourcing di Indonesia, SOS menawarkan Jasa Cleaning Service Kantor yang dirancang khusus untuk memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan. Layanan kami mencakup pembersihan harian rutin hingga deep cleaning secara berkala.

Semua personel kami telah menjalani pelatihan cleaning service profesional, sehingga mampu menangani pekerjaan dengan efisiensi tinggi dan tetap memperhatikan standar keselamatan. 

Kami memahami bahwa kenyamanan menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas, dan kebersihan menjadi fondasi dari kenyamanan itu sendiri.

Jangan biarkan Sick Building Syndrome merugikan perusahaan secara perlahan. Wujudkan kantor yang bersih, sehat, dan produktif bersama tenaga kerja profesional dari SOS.

Hubungi SOS sekarang melalui WhatsApp dan dapatkan konsultasi gratis mengenai kebutuhan kebersihan kantor!

Berita Lainnya