Fixed Mindset vs Growth Mindset, Apa Bedanya?
19 Mei 2025
Fixed mindset vs growth mindset kini jadi topik penting di dunia kerja modern. Kedua pola pikir ini berpengaruh besar terhadap kemampuan karyawan untuk beradaptasi, berkembang, dan mencapai kesuksesan.
Lantas, apa perbedaan keduanya dan mana yang lebih cocok diterapkan di tempat kerja? Simak penjelasannya berikut!
Apa Itu Fixed Mindset?
Fixed mindset dan growth mindset merupakan dua cara berpikir yang berlawanan dalam melihat kemampuan diri dan peluang untuk berkembang. Istilah fixed mindset menggambarkan pemikiran bahwa kemampuan dasar seperti kecerdasan dan bakat bersifat tetap dan tidak bisa diubah.
Orang dengan pola pikir ini cenderung mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, karena merasa hasilnya tidak akan berubah meski sudah berusaha keras. Dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, pola pikir ini dapat menghambat keberhasilan, karena individu ini berhenti belajar.
Akibatnya, karyawan dengan fixed mindset sulit berkembang dan sering kehilangan motivasi untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya.
Baca Juga: 8 Manfaat Lingkungan Kerja yang Positif Bagi Karyawan
Apa Itu Growth Mindset?
Jika fixed mindset merupakan pola pikir yang kaku, maka growth mindset justru sebaliknya. Menurut Carol Dweck dari Stanford University menyebutkan growth mindset ini memercayai memercayai bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat terus berkembang melalui usaha, pembelajaran, dan pengalaman.
Manfaat growth mindset di dunia kerja sangat besar. Karyawan dengan pola pikir ini biasanya:
-
Berani mencoba hal baru dan menghadapi tantangan.
-
Menerima kritik sebagai masukan yang membangun.
-
Percaya bahwa kerja keras dan konsistensi dapat meningkatkan kemampuan.
-
Terbuka terhadap perubahan dan cepat beradaptasi.
Growth mindset juga berpengaruh pada budaya perusahaan secara keseluruhan. Budaya yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional karyawan akan menciptakan suasana kerja yang positif, kolaboratif, dan lebih produktif.
Fixed Mindset vs Growth Mindset, Apa Bedanya?
Meski terlihat seperti dua sisi yang berlawanan, memahami growth mindset vs fixed mindset bukan sekadar tentang memberi label pada karyawan. Ini lebih kepada memahami cara berpikir karyawan ketika menghadapi tantangan, perubahan, atau kegagalan. Pahami perbedaannya berikut ini:
|
Aspek |
Fixed Mindset |
Growth Mindset |
|
Pola Pikir |
Memiliki pola pikir tetap, percaya bahwa kemampuan adalah bawaan lahir dan sulit diubah. |
Percaya bahwa kemampuan bisa dikembangkan dengan usaha dan mempelajari hal baru secara terus-menerus. |
|
Respons Terhadap Tantangan |
Menghindari tantangan karena takut gagal, memilih zona nyaman. |
Menghadapi tantangan sebagai bagian dari proses kehidupan, dan kesempatan untuk berkembang. |
|
Sikap Terhadap Kegagalan |
Melihat kegagalan sebagai bukti kekurangan atau ketidakmampuan. |
Melihat kegagalan sebagai pengalaman mengalami proses belajar untuk mencapai kesuksesan. |
|
Menerima Kritik |
Menganggap kritik sebagai serangan pribadi, mudah defensif. |
Menganggap kritik sebagai masukan yang membantu, dan bersikap terbuka terhadap saran. |
|
Motivasi Kerja |
Bekerja demi hasil, ingin terlihat pintar agar diakui. Ketika gagal, semangat menurun. |
Menikmati proses dan terus belajar, sehingga lebih tahan banting dalam mencapai kesuksesan orang lain sebagai inspirasi. |
|
Tujuan |
Fokus pada pengakuan dari luar dan hasil instan. |
Fokus pada pertumbuhan jangka panjang, dengan motivasi dari dalam untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. |
|
Konteks Kerja |
Dalam konteks profesional, cenderung menghindar dari proyek besar karena takut salah. |
Terlibat aktif dalam proyek, kolaborasi tim, dan terus mencari cara baru untuk berkembang. |
|
Kunci Pengembangan |
Sulit berkembang karena menolak masukan dan menghindari tantangan. |
Menjadikan tantangan dan kritik sebagai kunci untuk meningkatkan diri dan memberi dampak positif dalam pekerjaan. |
|
Contoh Perilaku |
Tidak mencoba lagi setelah gagal, menyalahkan keadaan. |
Bangkit setelah gagal, mencoba strategi baru, dan menjadikan kegagalan sebagai contoh pembelajaran nyata dalam pekerjaan. |
1. Pandangan Terhadap Kemampuan
Karyawan dengan fixed mindset percaya bahwa kemampuan mereka bersifat tetap. Misalnya, jika karyawan merasa dirinya “kurang pandai berhitung”, dia akan berpikir bahwa kemampuan tersebut merupakan bawaan lahir dan tidak dapat diubah.
Sementara itu, karyawan dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan dengan usaha dan pembelajaran. Karyawan tahu bahwa bakat mungkin memberi keuntungan awal, tetapi konsistensi, latihan, dan kemauan belajar jauh lebih penting dalam jangka panjang.
2. Respons Terhadap Tantangan
Ketika dihadapkan pada situasi sulit, karyawan dengan fixed mindset biasanya memilih jalan yang lebih aman. Karyawan cenderung menghindari tantangan karena takut terlihat tidak mampu. Hal ini tentu berdampak pada produktivitas dan inisiatif di tempat kerja.
Berbeda dengan karyawan yang memiliki growth mindset. Justru tantangan dianggap sebagai ajang belajar dan berkembang. Karyawan akan lebih mudah terdorong untuk mencoba hal baru, bahkan ketika ada risiko gagal.
Baca Juga: 10 Perbedaan Sales dan Marketing yang Penting Dipahami
3. Sikap Terhadap Kegagalan
Fixed mindset melihat kegagalan sebagai bukti bahwa karyawan tidak cukup pintar atau tidak berbakat. Maka tidak heran, ketika gagal, karyawan dapat langsung kehilangan motivasi, menyalahkan karyawan lain, atau bahkan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.
Sebaliknya, karyawan yang memiliki growth mindset memahami bahwa kegagalan merupakan bagian dari proses menuju kesuksesan. Gagal bukan berarti tidak mampu, melainkan belum berhasil. Dengan pemahaman ini, karyawan akan bangkit lebih cepat dan mengambil pelajaran dari kegagalan.
4. Cara Menerima Kritik
Kritik seringkali menjadi momok bagi karyawan dengan fixed mindset. Bagi karyawan tersebut, kritik dapat terasa seperti serangan personal. Akibatnya, karyawan dapat menjadi defensif, menolak saran, bahkan bersikap pasif-agresif.
Berbeda dengan growth mindset, yang justru melihat kritik sebagai peluang untuk tumbuh. Karyawan mampu memilah mana kritik yang membangun dan mana yang perlu diabaikan. Kritik tidak lagi dianggap sebagai serangan, melainkan sebagai masukan yang dapat memperbaiki diri ke depannya.
5. Motivasi kerja
Karyawan dengan fixed mindset biasanya bekerja demi hasil akhir. Karyawan ini biasanya ingin cepat terlihat pintar, sukses, dan unggul di mata atasan. Namun, saat hasilnya tidak sesuai harapan, semangatnya dapat langsung drop.
Sedangkan karyawan yang memiliki growth mindset lebih menikmati proses. Karyawan tersebut menyadari bahwa setiap langkah, setiap revisi, dan setiap tantangan adalah bagian dari pembelajaran.
Baca Juga: Pelatihan Security: Cara Efektif Tingkatkan Kinerja Keamanan
Jeff Bezos: Pendiri Amazon yang Sukses Terapkan Growth Mindset
Jeff Bezos dikenal sebagai contoh nyata penerapan growth mindset dalam dunia bisnis modern. Sebagai pendiri Amazon, ia menunjukkan bahwa kegigihan dan kemauan untuk terus belajar dapat mengubah ide sederhana menjadi inovasi besar.
Berikut beberapa penerapan growth mindset yang dilakukan oleh Jeff Bezos:
1. Melihat Kegagalan sebagai Peluang Belajar
Bezos tidak pernah menganggap kegagalan sebagai akhir, melainkan sebagai sarana untuk berkembang. Setiap kesalahan dijadikan pelajaran berharga untuk memperkuat strategi bisnis dan meningkatkan kemampuan tim.
2. Berani Bereksperimen dan Berinovasi
Bezos selalu memandang setiap tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan ide baru. Dalam membangun Amazon, Bezos suka mendorong karyawan untuk mencoba hal berbeda, berinovasi, dan tidak takut gagal, berapa kali pun harus mencoba lagi.
3. Membangun Budaya Kerja yang Adaptif
Growth mindset yang diterapkan Bezos membuat Amazon memiliki lingkungan kerja yang dinamis dan berorientasi pada pengembangan kemampuan individu. Karyawan didorong untuk berpikir kreatif dan mengambil inisiatif dalam setiap tantangan.
4. Menjadikan Pembelajaran sebagai Fondasi Sukses
Bagi Bezos, kesuksesan tidak datang dari hasil instan, tetapi dari proses belajar yang berkelanjutan. Prinsip inilah yang menjadikan Amazon terus berkembang dan berinovasi di berbagai bidang.
Bagaimana Cara Membangun Growth Mindset?
Bagi perusahaan yang ingin membentuk tim yang adaptif dan tangguh, mendorong growth mindset bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Berikut beberapa cara yang dapat perusahaan lakukan untuk menumbuhkan growth mindset di lingkungan kerja:
1. Beri Ruang untuk Belajar dan Berkembang
Perusahaan dapat menyediakan pelatihan rutin, akses ke platform e-learning, atau kesempatan mengikuti webinar dan workshop. Ketika karyawan merasa didukung untuk terus belajar, karyawan lebih percaya diri untuk berkembang.
2. Ubah Cara Memberi Feedback
Alih-alih hanya menilai hasil akhir, mulailah memberi apresiasi terhadap proses dan usaha. Contoh: "Saya senang Anda mencoba pendekatan baru meski hasilnya belum maksimal." Ini mendorong karyawan untuk tidak takut bereksperimen.
3. Jadikan Kegagalan sebagai Pembelajaran, Bukan Hukuman
Bangun budaya yang tidak menyalahkan kegagalan, tetapi mengevaluasi dan belajar dari kegagalan. Diskusi pasca-proyek yang gagal dapat jadi ajang refleksi bersama, bukan ajang mencari kambing hitam.
4. Beri Tantangan yang Realistis
Tantangan yang tepat dapat memicu karyawan keluar dari zona nyaman. Tugas baru, rotasi jabatan, atau proyek lintas departemen dapat menjadi jalan untuk memperluas kemampuan dan membangun mental tangguh.
Baca Juga: 7 Cara Membangun Customer Relationship yang Kuat dan Loyal
5. Tunjukkan Contoh Nyata dari Atasan
Leader harus menjadi contoh nyata growth mindset dalam menjalani hidup dan pekerjaannya sehari-hari. Ketika atasan terbuka terhadap kritik, mau belajar dari bawahan, serta tidak takut mengakui kesalahan, karyawan akan lebih mudah mengikuti.
6. Bangun Lingkungan yang Mendorong Kolaborasi
Kolaborasi membuka ruang pertukaran ide dan perspektif yang memperkaya proses belajar. Ketika karyawan bekerja sama dalam memecahkan masalah, karyawan akan terbiasa menerima masukan dan beradaptasi dengan sudut pandang lain.
Hal ini menumbuhkan pola pikir terbuka dan mendorong semangat berkembang bersama, bukan bersaing secara destruktif.
7. Rayakan Proses, Bukan Hanya Hasil Akhir
Perusahaan perlu merayakan kemajuan kecil, upaya keras, dan keberanian untuk mencoba hal baru. Mengakui proses sebagai bagian penting dari pertumbuhan membuat karyawan merasa dihargai, meskipun hasil akhirnya belum sempurna.
Itulah dia penjelasan lengkap seputar fixed mindset vs growth mindset yang dapat Anda jadikan panduan dalam dunia kerja. Jika Anda seorang pemimpin tim, HR, atau pemilik bisnis, yuk mulai ciptakan lingkungan kerja yang mendorong pertumbuhan, bukan stagnasi.
Untuk mencapai produktivitas karyawan tersebut, dibutuhkan lebih dari sekadar motivasi internal. Anda memerlukan dukungan sumber daya manusia yang tepat dan strategi pengelolaan yang solid, seperti SOS yang memahami pentingnya pengembangan karyawan.
Maksimalkan Produktivitas Tim Anda dengan Solusi Tenaga Kerja Profesional dari SOS!
Anda ingin membangun karyawan dengan growth mindset dan produktivitas tinggi? Penting bagi Anda untuk bekerja sama dengan outsourcing vendor yang paham betul soal pengembangan sumber daya manusia.
SOS hadir sebagai solusi profesional yang tidak hanya terlatih secara teknis, tetapi juga memiliki mentalitas berkembang sesuai kebutuhan industri masa kini.
Dengan pendekatan yang penuh empati dan proses rekrutmen yang ketat, kami memastikan setiap personel yang Anda terima bukan hanya siap bekerja, tapi juga siap tumbuh bersama perusahaan.
Jadi, tunggu apalagi? Hubungi kami sekarang juga melalui WhatsApp, dan wujudkan lingkungan kerja yang produktif, adaptif, dan berdaya saing tinggi!